Fatwa Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah
Pertanyaan:
Pertanyaan beliau yang lain. Penanya bertanya tentang hukum lalat yang jatuh di bejana. Kami mengharap penjelasan seberapa besar derajat keshahihan hadis ini.
Secara makna di dalamnya disebutkan jika ada lalat terjatuh di dalam makanan salah seorang diantara kalian hendaknya ia mencelupkan ke dalamnya. Karena di salah satu sayapnya terdapat penyakit dan di sayap yang lain terdapat obatnya. Atau secara makna demikian. Dimana sebagian ustadz menolak kesahihan hadis ini. Kami mengharapkan penjelasan. Waffaqakumullah.
Jawaban:
Hadis ini diriwayatkan Al Bukhari dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu bahwasanya Nabi shallallahu’alaihi wasallam pernah bersabda
إذا وقع الذباب في شراب أحدكم فليغمسه، فإن في أحد جناحيه داءً وفي الآخر دواء
“Jika seekor lalat terjatuh di dalam minuman kalian maka celupkan ke dalamnya. Karena sesungguhnya di salah satu dari kedua sayapnya terdapat penyakit dan sayap yang lain terdapat obatnya.”
Sementara dalam riwayat Abu Dawud, beliau menambahkan lafadz,
وإنه يتقي بجناحه الذي فيه الداء
“Sesungguhnya sayap yang ada obat tersebut mencegah sayap yang ada penyakit.”
Ini adalah hadis shahih. Tidak ada alasan menolak keshahihannya setelah ditetapkan di dalam Shahih Bukhari. Keterbatasan pengamatan sebagian orang untuk mengetahui hikmah yang terdapat dalam hadis tidaklah menunjukkan bahwa hadis ini tidak shahih dari Nabi shallallahu’alaihi wasallam.
Inilah kaidah yang harus diketahui setiap orang.
Tatkala seseorang memiliki keterbatasan dalam memahami hikmah dari hukum-hukum syariat hendaknya ia tuduh dirinya sendiri (yang banyak kekurangan) bukan malah menuduh dalil syariat (dengan mengatakan hadis tersebut lemah, palsu dll-pen).
Karena nash (dalil-dalil) syariat bersumber dari Dzat yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengenal.
Mereka yang mencela kandungan hadis ini disebabkan kurangnya kesalehan mereka serta sedikitnya ilmu yang ada pada diri mereka.
Jika tidak demikian karena apa lagi?
Sungguh perkara ini telah ditetapkan dalam ilmu kedokteran bahwa lalat memiliki zat yang menjadi sebab timbulnya penyakit bakteri.
Zat ini terdapat di salah satu sayap. Sementara di sayap yang lain terdapat zat yang berfungsi menetralisirnya.
Dengan demikian hadis ini secara sempurna sejalan dengan penemuan ilmu kedokteran.
Apapun itu, yang menjadi kewajiban seseorang tunduk terhadap apa yang terdapat dalam Kitabullah dan hadis shahih Nabi shallallahu’alaihi wasallam serta tidak berusaha melemahkan hadis-hadis yang kuat secara shahih datang dari Nabi shallallahu’alaihi wasallam lantaran akalnya tidak mampu menjangkau hikmah di balik hadis tersebut.
Sungguh Allah Ta’ala berfirman,
وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الرُّوحِ ۖ قُلِ الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي وَمَا أُوتِيتُمْ مِنَ الْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًا
“Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: “Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit“.(QS. Al-Isra': 85)
***
Sumber: Silsilah Fatawa Nur Ala Dar no.75
Wanitasalihah.Com
http://zadgroup.net/bnothemen/upload/ftawamp3/Lw_075_08.mp3
السؤال:
سؤاله الآخر يسأل عن سقوط الذباب في الإناء، يقول: نرجو توضيح مدى صحة الحديث الذي فيما معناه إذا سقط الذباب في طعام أحدكم فليغمسه؛ لأن في أحد جناحيه داء وفي الآخر دواء. أو فيما معناه. ويقول: حيث اعترض بعض الأساتذة على عدم صحة هذا الحديث، نرجو تبين ذلك وفقكم الله.
الجواب:
الشيخ: هذا الحديث رواه البخاري من حديث أبي هريرة أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: «إذا وقع الذباب في شراب أحدكم فليغمسه، فإن في أحد جناحيه داءً وفي الآخر دواء». وقد زاد أبو داود: «وإنه يتقي بجناحه الذي فيه الداء». وهو حديث صحيح ولا وجه للاعتراض عليه بعد ثبوته في صحيح البخاري، وكون بعض الناس يقصر نظره عن معرفة الحكمة في هذا الحديث لا يدل على أن الحديث لا يصح عن النبي صلى الله عليه وسلم، وهذه قاعدة ينبغي أن يعرفها كل أحد؛ أن الرجل إذا قصر فهمه عن حكمة لحكم شرعي فليتهم نفسه ولا يتهم النصوص الشرعية؛ لأنها من لدن حكيم خبير. وهؤلاء الذين طعنوا في هذا الحديث أوتوا من قلة ورعهم ومن قلة علمهم، وإلا فقد ثبت طباً أن في الذباب مادة تكون سبباً لمرض البكتيريا، وأن هذه المادة تكون في أحد جناحيه، وفي الجناح الآخر مادة أخرى تقاومها. وعلى هذا فيكون الحديث مطابقاً تماماً لما شهد له الطب، وأياً كان فإن الواجب على المرء التسليم بما جاء في كتاب الله وفيما صح عن رسول الله صلى الله عليه وسلم، وألا يحاول توهين الأحاديث الواردة عن رسول الله صلى الله عليه وسلم بمجرد أن فهمه لم يصل إلى معرفة حكمتها، فإن الله تعالى يقول: ﴿وَيَسْأَلونَكَ عَنِ الرُّوحِ قُلِ الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي وَمَا أُوتِيتُمْ مِنَ الْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلاً﴾.
EmoticonEmoticon